ASY-SYADZILI 1 - ilmu Qiraat merupakan cabang ilmu dari Quran, yang mempelajari cara pengucapan (lahjah) atau pelafalan saat membaca Quran.

Qiraat sendiri merujukk dari kitab syatibiyyah dan durroh terbagi menjadi menjadi 10 atau yang sering kita sebut Qiraat 10 (Qiraat Asyr), tetapi yang terkenal dalam beberapa kalangan masyarakat hanya Qiraat 7 atau di sebut Qiraat Sab’ah

Telah hadir di PPSQ Asy-Syadzili 1, pada Senin 2 September, seorang alim ulama’ yang sekaligus profesor doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir, juga merupakan guru dari Habib Ali bin Abdullah Alaydrus. Beliau Syaikh Prof. Dr. Jamal Faruq Al-Daqaq,

Beliau menyempatkan hadir ditengah-tengah kita, untuk memberikan penjelasan tentang apa itu ilmu qiraat beserta kisah-kisah orang terdahulu dalam mempelajari ilmu qiraat.

Dalam dauroh ilmiah yang disampaikan, beliau menyanjung Pondok pesantren Asy-Syadzili karena dapat mengajarkan

ilmu Qiraat 10 berdasar kitab Syatibiyah dan durroh, karena sangat jarang pondok pesantren yang mempelajari ilmu Qiraat terutama Qiraat 10 (Qiraat asyr).

Dalam kajian, beliau menjelaskan tentang apakah Al-Quran diturunkan dengan bacaan bacaan yang beragam?

Rasulullah bersabda yang artinya “Sesungguhnya Al-Quran diturunkan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam 7 macam bacaan maka bacalah Al-Quran ini sesuai yang mudah bagi kalian dari bacaan-bacaan tersebut”

jawabannya iya, karena dikuatkan oleh salah satu dalil yang sangat masyhur, menurut Imam Ash-Suyuthi dalam kitab Al-Azhar Al-Munakiroh bahwasannya hadist ini mutawatir dari rasulullah.

Beliau juga bercerita tentang kisah awal mulanya pengumpulan ayat-ayat Al-Quran, terdapat 2 kali upaya pengumpulan Al-Quran yaitu pada zaman khalifah Abu bakar dan yang kedua pada zaman khalifah Utsman bin Affan.

Pada era pimpinan Khalifah Abu bakar pengumpualn ini bertujuan untuk menghimpun bacaan atau tulisan Al-Quran yang belum disatukan menjadi satu tempat.

Dahulunya para sahabat nabi lebih mudah untuk menghafa;kannya, berkat rahmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala, karena kemudahan dari menghafal tersebut para sahabat-sahabat nabi menuliskan ayat-ayat Quran di pelepah qurma ataupun dahan pohon

Sedangkan pada masa khalifah Ustman bin Affan, bukan lagi untuk menulis, tetapi untuk menghimpun Qiraat-qiraat yang saat itu mulai terjadi banyak perselisihan dikarenakan perbedaan qiraat, dan dari sekian banyaknya, akhirnya terciptalah mushaf Quran, karena para sahabat juga khawatir jika tidak dituliskan maka Quran akan menjadi kitab kitab terdahulu.

diakhir nasehat beliau takjub dengan suatu peristiwa.

“Saya pernah beberapa kali mejadi Juri MTQ Internasional dan saya mellihat peserta diantaranya ada yang bersal dari cina padahal ia tidak tahu 1 kalimatpun dari bahasa arab, tetapi bacaanya tidak salah sedikitpun baik makhroj ataupun tajwid, semuanya sempurna bagaikan malaikat.

Begitu pula peserta dari Indonesia, dari negara eropa dan lain-lain yang notabene nya bukan negara arab pun, mampu menghafalkan Al-Quran dengan 10 Qiraat dan 20 riwayatnya, beserta dalil-dalilnya dari kitab Syatibiyah dan durroh,

padahal menghafalkan Syatibiyah lebih susah daripada menghafalkan Al-Quran, sungguh Masyaallah

Sekitar 40 tahun lalu saya sempat pesimis karena tidak ada lagi orang-orang yang peduli deng ilmu Qiraat tetapi , Masyaallah sekaranng banyak orang berlomba-lomba untuk mempelajarinya , dari hal itu menunjukkan bahwa Allah memang menjaga Al-Quran dengan sebenar-benarnya penjagaan hingga dari dahulu tidak ada perubahan 1 huruf pun dalam Al-Quran beserta Qiraat-Qiraatnya.

Syaikh Jamal Faruq Jibril Mahmud Ad-Daqqaq.

 

Category: Muhasabah

Postingan Terbaru

Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Mar 17, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 13, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 12, 2025