ASY-SYADZILI 1 - Sebelum Pondok Pesantren Asy-Syadzili bisa menjadi seperti sekarang , dahulu Asy-Syadzili merupakan pondok pesantren murni, belum memiliki banyak hal. 

Karen Sayyidina Ali pernah berkata:

“Ajarilah anak-anak kamu kerena mereka akan hidup di zaman yang berbeda dari kamu”

Maka dari itulah  para santri harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin dalam menghafal Qur’an tetapi bukan hanya itu saja,  ia juga harus mau ngaji (belajar) ilmu-ilmu lainnya, seperti mempelajari ilmu tauhid agar memiliki tauhid yang benar, belajar ilmu akhlak agar kita tahu bagaimana bersikap pada pada sesama, dan fungsi dari mondok itu ialah untuk wiqoyah

Allah Ta’ala berfirman dalam surat at-tahrim ayat 6 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارً

“Wahai orang beriman jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka”

Dari penggalan ayat diatas kita diperintahkan bukan hanya menjaga diri sendiri tetapi bagaimana caranya kita menjaga keluarga dari api neraka, banyak hal yang dapat dilakukan salah satunya ialah menjaga putra-putri kita dari pergaulan bebas yang salah, dan seharusnya orang tua sangat berperan dalam menjauhkan putra-putrinya dari lingkungan dan pertemanan yang buruk, salah caranya yaitu dengan menempuh pendidikan di pondok pesantren.

Sebelum itu semua dilakukan, seluruh pondok pesantren juga harus baik, dan bersih dari lingkungan yang buruk, juga selayaknya seorang santri memilah dan memilih dalam berteman, karena itu sangat berpengaruh dengan urusan akhirat kita, teman yang salah dapat menjerumuskan kita ke neraka.

Kemudian, tidak kalah penting kita juga perlu belajar ilmu Fiqih (hukum), agar kita memiliki pegangan dalam kehidupan dan kita tahu bagaimana sholat dengan benar serta bisa membedakan antara yang dihalalkan dan yang diharamkan, juga selagi kita memiliki masa emas yaitu masa muda kita pergunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang menunjang kehidupan kita dunia maupun akhirat nantinya.

Seorang santri tidak boleh menguasai atau ahli dalam 1 bidang saja tetapi ia juga harus bisa dalam bidang-bidang keilmuan lainnya, terlebih lagi bisa menyeimbangkan antara belajar di pesantren dan belajar di sekolah, kita juga harus bisa memaksimalkan potensi dan bakat dalam diri dengan cara mengikuti ekstrakulikuler supaya kreativitas dalam diri kita terpacu, karena seorang yang memiliki jiwa kreatif dapat merubah batu menjadi bernilai seperti emas.

Adapun dalam pondok pesantren seharusnya haruslah ada pendidikan kewirausahaan, mempersiapkan bagaimana nanti para menghafal Al-Qur’an, menguasai ilmu agama serta mereka tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain, tetapi seharusnya seorang penghafal Al-Quran bisa menebar manfaaat bagi orang lain, baik melalui ilmunya ataupun hartanya.

Sehingga dengan itu, output keluaran pesantren (alumni pesanten) adalah orang-orang yang siap terjun di tengah-tengah masyarakat menjadi sumber kemanfaatan  serta dapat mencapai semua cita-cita yang diimpikan.

Harapannya pada para santri ialah, sekali hidup di dunia sekali bisa bermanfaat bagi umat dan sekali menebar manfaat bisa berguna sampai kapanpun.

 

Category: kajian abuya

Postingan Terbaru

Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Mar 17, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 13, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 12, 2025