DUA THARIQ ASY-SYATHIBIYYAH DAN AD-DURROH

A.    Thariq (jalur) Asy-Syathibiyyah

Thariq Asy-Syathibiyyah merupakan salah satu thariq dari sekian banyak thariq yang ada sebagai jalur pengembangan dan penyebaran cara-cara membaca tujuh Imam Qiro’at. Bentuk kata Asy-Syathibiyyah adalah nisbat kepada Imam As-Syathibi, sebagai seorang jalur penerima cara-cara baca tujuh Imam Qiro’at dari orang-orang ahli sebelumnya yang kemudian beliau sampaikan kepada masyrakat luas seperti yang diabadikan dalam kitabnya “Hirzul Amaani Wa Wajhuttahani” yang juga populer dengan nama kitab Qiro’at Asy-Syathibiyyah. Dengan demikian semua bacaan tujuh Imam Qiro’at yang tertera dalam kitab tersebut populer dengan sebutan cara-cara membaca tujuh Imam Qiro’at berdasarkan thariq Asy-Syathibiyyah.

Nama lengkap Imam As-Syatibi selaku penyusun kitab tersebut adalah Abul Qasim bin firruh bin Khalaf bin Ahmad Asy-Syatibiyyah Al-Andalusi Ar-Ru’aini Adh-Dharir. Imam Asy-Sayatfhibi lahir pada akhir tahun 538 H, di kota Syathibiyyah salah satu kota di Andalusia.

Imam Asy-Sayathibi menghafal Al-Qur’an dan menerima qiro’at dari Abi Abdillah muhammad bin Abil ‘Ash. Kemudian beliau pergi ke Balansia sebuah kota dekat At-Taisir fil Qiro’atis Sab’ah yang disusun oleh Abu Amr Ad-Dani pada Ibnu Hudzail. Selain itu beliau mempelajari kitab Sibawaih pada Abi Abdillah Muhammad bin Hamid.

Imam Asy-Sayathibi terkenal sebagai tokoh tenama dibidang ilmu-ilmu Al-Qur’an, Hadits dan bahasa. Imam Asy-Sayathibi telah menulis banyak kitab yang berhubungan dengan Al-Qur’an di antaranya yang paling monumental “Hirzul Amaani Wa Wajhuttahani” yang dikenal dengan nama kitab Qiro’at “Asy-Syathibiyyah” sekaligus populer dengan sebutan thariq Asy-Syathibiyyah” yang merupakan ringkasan dari kitab At-Taisir tersebut di atas. Kitab Asy-Syathibiyyah disusun dalam bentuk nadzom berisi 1.173 bait.

Beliau seorang yang amat terkenal kesabaran dan kerendahan hatinya serta patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT. Apabila beliau ditanya tentang keadaannya beliau hanya menjawab dengan “al-afiyah” (sehat ‘afiat).  Imam Asy-Sayathibi wafat pada bulan jumadil Akhir tahun 590 H. Beliau dimakamkan di pemakaman Al Qadhi Al Fadhil di kaki gunung Al-Maqtham kairo, Mesir. Sampai saat ini banyak diziarahi oleh masyarakat luas.

B.     Thariq Ad-Durroh

Thariq Ad-Durroh adalah salah satu thariq dari tiga thariq utama yaitu Asy-Syathibiyyah, Ad-Durroh, Thayyibatul Nasyr yang dijadikan referensi atau rujukan kaum muslimin saat ini dalam mempelajari Ilmu Qiro’at. Thariq Ad-Durroh sebegai jalur penyebaran Qiro’at menjelaskan tata cara membaca ketiga Imam Qiro’at yaitu Abu Ja’far, Yaqub dan Khalaf Al-‘Asyir. Ad-Durroh merupakan nama matan kitab, judul lengkapnya adalah “Ad-Durroh Al-Mudliyyah fi Qiro’atis Tsalats Al-Mutammimah lil_’Asyrah”.

Dalam kitab Ad-Durroh diuraikan tata cara membaca tiga Imam Qiro’at sebagai pelengkap jika ditambah dengan tujuh Imam Qiro’at dehingga menjadi sepuluh Imam Qiro’at. Kitab Ad-Durroh ditulis dalam nadzom berisi 241 bait syair bersumber dari kitab At-Tahbir yang menjelaskan ushulul qaidah maupun farsyul kalimat dari tiga Imam Qiro’at. Tata cara membaca tiga Imam Qiro’at yang tertera dalam kitab tersebut, disebutkan tata cara membaca tiga Imam Qiro’at berdasarkan thariq Ad-Durroh.

Penyusun kitab Ad-Durroh adalah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf yang terkenal dengan nama Imam Ibnul Jazari yang lahir di Damaskus (751 H-833 H). Beliau telah menggabungkan kitab At-Taisir susunan Imam Ad-Dani (W. 444 H) yang berisi tujuh Imam Qiro’at dengan tiga Imam Qiro’at dalam kitab At-Tahbir sehingga berjumlah sepuluh Imam Qiro’at dalam satu kitab dengan nama Tahbirut Taisir. Penggabungannya menjadi Sepuluh Qiro’at dikategorikan sebagai Sepuluh Qiro’at kecil. Disebut Qiro’at kecil karena yang ada di dalamnya telah tertera dalam kitab An-Nasyr Fil Qiro’atil Asyr kecuali empat kata yang tertera dalam Ad-Durroh dan tidak tertera dalam Thayyibatul Nasyr yaitu qiro’at Abu Ja’far riwayat Ibnu Wardan yang dibaca dengan dua cara yaitu:

1.      Q.S. Al-A’raf ayat 58 : لاَيُخْرَجُ إلاَّنَكَدًا (Syathibiyyah) dan لاَيَخْرُجُ إلاَّنَكَدًا (Durroh)

2.      Q.S. Al-Isro’ ayat 69 : فَيُغۡرِّقَكُمۡ بِمَا كَفَرۡتُمۡ​ (Syathibiyyah) dan فَيُغۡرِقَكُمۡ بِمَا كَفَرۡتُمۡ​ (Durroh)

3.      Q.S. At-Taubah ayat 19 :  اَجَعَلۡتُمۡ سُقَايَةَ الۡحَـآجِّ وَعِمَارَةَ(Syathibiyyah) dan اَجَعَلۡتُمۡ سِقَايَةَ الۡحَـآجِّ وَعِمَارَةَ (Durroh)

4.      Q.S. At-Taubah ayat 19 : وَعَمْرَةَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ (Syathibiyyah) dan وَعِمَارَةَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ (Durroh)

Kitab An-Nasyr disusun oleh iamam Ibnul Jazari berisi uraian yang lebih lengkapdan detail tentang cara baca Imam Sepuluh denga tambahan satu thariq bagi setiap Rowi. Penambahan tersebut tidak ditemui dalam Qiro’at Sepuluh kecil sehingga  kitab An-Nasyr tersebut dikategorikan sebagai kitab Qiro’at Sepuluh besar. Dengan demikian kitab An-Nasyr fil Qiro’atil Asyr tergabung uraian yang lebih luas, lengkap dan detail tentang Qiro’at Sepuluh.

Imam Asy-Syathibi memiliki kemampuan luar biasa versifier (naazim/saa’ir) telah memperindah kitab At-Taisir yang uraianya berbentuk prosa (natsr) menjadi puisi atau nadzam (bait-bait syair) yang isinya sama yaitu ushulul qaidah dan farsyul kalimat. Karya itu populer dengan nama kitab Asy-Syathibiyyah yang bersumber atau sebgian ringkasan dari kitab At-Taisir. Jika kitab Asy-Syathibiyyah tersebut digabung dengan Ad-Durroh, sama halnya dengan gabungan At-Taisir dan At-Tahbir. Semua cara membaca Imam sepuluh yang tertera dalamnya disebut tata cara membaca sepuluh Imam Qiro’at dari dua thariq At-Taisir dan At-Tahbir.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan yaitu dua thariq (Asy-Syathibiyyah dan Ad-Durroh serta At-Taisir dan At-Tahbir) sama-sama menjelaskan Qiro’at sepuluh kecil. Asy-Syathibiyyah dalam bentuk nadzam (bait-bait sya’ir) merupakan penjelmaan indah dari At-Taisir yang digabungkan dengan Ad-Durroh sebagai bentuk nadzam dari At-Tahbir, kemudian At-Taisir  dari Asy-syathibiyyah digabungkan dengan At-Tahbir dari Ad-duroh. Mungkin itu sebabnya Asy-Syaikh Al-Qadhi (W. 1403 H) memberikan judul kitab Qiro’at yang beliau tulis dengan:

البُدُوْرُ الزَّاهِرَةُ فِى القِرَاءَاتِ العَشْرِ المُتَوَاتِرَةِ مِنْ طَرِيْقَيِ الشَّاطِبِيَّةِ والدُّرَّةِ

Dalam muqadimmah bukunya, beliau menegaskan yang artinya:

“Aku tulis kitabku ini dan uraianya berisi tentang Qiroat sepuluh yang mutawatir berdasarkan dua thariq At-Taisir dan At-Tahbir dan atau dua thariq Asy-syathibiyyah dan Ad-durroh.”

 

 

 

Category: Qiro'atul 'Asyr

Postingan Terbaru

Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Mar 17, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 13, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 12, 2025