Mendidik anak dengan baik sama dengan menapaki jalan yang benar menuju ridho Allah SWT, sebab anak yang tumbuh dengan karakter dan akhlak yang baik berpotensi memberi dampak yang baik pula pada lingkungan sekitarnya, dan berkat itu semua berlimpahlah ridho dari Allah SWT.

Tapi bagaimana ketika orangt ua/guru ceroboh dalam mendidik anaknya? Sehingga membuat anak memiliki pemahaman dan akhlak yang buruk, tidak mengenal hak dan batil, baik dan buruk. Tidak hanya kesengsaraan dalam hidup yang didapatnya, tapi juga murka dan dosa dari allah SWT.

Pertanyaanya, apakah orang tua/guru ikut memikul dosa anak yang terlanjur terjerumus ini? adakah sebab akibat atas segala kecerobohannya? terdapat dua perspektif dalam masalah ini.

Yang pertama, adalah dosa bagi orangtua/guru yang ceroboh dalam mendidik anaknya. Tetapi bukan dosa anak tersebut yang dipikulnya, melainkan tasabbab atau sebab atas kecerobohannya dalam mendidik dan mendorong anak tersebut melakukan maksiat, yang akhirnya membuat orangtua/guru ikut terjerumus dalam dosa. sekali lagi, bukan dosa anak tersebut yang dipikul melainkan sebab atas kecerobohan seorang orang tua/guru . karena telah dikatakan  وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ “orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”

Yang kedua, bukan sebuah dosa bagi orang tua/guru yang sudah berusaha keras dalam mendidik anaknya, yang benar benar sepenuhnya berusaha menumbuhkan hal hal baik dan di ridhoi Allah SWT, namun takdir berkata lain, masih terdapat titik hitam dalam hati nya yang mendorong anak melakukan maksiat. Maka dosa atas segala perbuatannya akan ditanggung sendiri oleh sang anak, yang dimana disini orang tua/guru telah menggugurkan tanggung jawab nya dalam mendidik, dan terdapat sebuah kesalahan dalam diri anak tersebut yang membuatnya mengabaikan seluruh didikan yang pernah diberikan selama ini.

Maka dari itu peran dari orang tua/guru dalam kehidupan seorang anak sangat menentukan karakter dan masa depannya. Jika orang tua/guru ceroboh dalam menanam benih, maka buruk pula buah yang dipetik kemudian. Sebaliknya, dengan selalu memperhatikan dan merawat dengan baik seluruh benih yang ditanam, maka ranum pula buah yang dipetik kelak.

 

Jazakumullah khairan

Category: kajian abuya

Postingan Terbaru

Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Pesan Nuzulul Quran : Membaca adalah awalnya
Mar 17, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 13, 2025
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
pengantar ilmu qiro'at 'asyr
Mar 12, 2025