Terkadang tanpa kita sadari berkata kasar sudah menjadi biasa dalam kehidupan kita sehari-hari, tapi bagaimana tanggapan agama dengan itu? Mari kita renungkan kembali, apakah hidup kita yang tak tahu kapan berakhir ini telah sesuai dengan ajaran Nabi.

Berkata kasar atau kotor sejatinya berasal dari hati, orang yang hatinya bersih besar kemungkinan perkataan yang keluar dari mulutnya merupakan kalimat-kalimat yang baik, namun sebaliknya, jika seseorang hatinya kotor perkataanya pun demikian.

Sesuai dangan sabda Rasulullah :

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

 “ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dana apabila ia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya.ingatlah ia adalah hati.”

Qolbu dalam arti kongkret adalah jantung, dan jantung sendiri dalam dunia kesehatan merupakan organ penting yang dapat mempengaruhi organ-organ lain dalam tubuh manusia.

Jika dalam artian abstrak Qolbu merupakan hati, sejatinya hati manusia itu selalu berubah-ubah, semisal tadi siang ingin ini pas malamnya ingin itu, maka kita selalu dianjurkan berdoa pada saat duduk tasyahud akhir.

يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Artinya: "Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."

Pada akhirnya, setiap orang yang mempunyai hati bersih perkataan maupun perbuatannya akan ikut bersih. Sebaliknya, orang yang mempunyai hati yang kotor, perkataan dan perbuatnya mencerminkan hatinya. Memiliki hati yang bersih, bukan sesuatu yang lahiriah, sesederhana apapun yang kotor selalu dapat dibersihkan, begitu pula hati. Dengan selalu ingat akan murka Allah, setidaknya akan menyapu perlahan apa-apa yang kotor dalam diri kita--dari hati, tindakan, sampai pikiran. Dan segala hal yang menyebabkan murka Allah, menjauh pula ridhonya. 

جَزَاۤءً وِّفَاقًاۗ  

Artinya: “sebagai pembalasan yang setimpal.”

Na’udzubillah min dzalik

Sebagai seorang muslim, sudah semestinya menjaga ucapan dan perbuatan agar tidak merugikan, entah bagi orang lain maupun diri sendiri. Karena muslim yang baik adalah yang menjaga dirinya dari yang buruk, menjadikan Rasulullah SAW sebagai contoh dalam setiap tindakan yang diambil. 

Category: kajian abuya

Postingan Terbaru

HAL KECIL YANG MESTI DIPERBAIKI
HAL KECIL YANG MESTI DIPERBAIKI
Sep 07, 2025
ENERGI TAK TERBATAS DARI KREATIVITAS
ENERGI TAK TERBATAS DARI KREATIVITAS
Aug 25, 2025
pers release upacara peringatan hut ri ke-80 di Asy-Syadzili
pers release upacara peringatan hut ri ke-80 di Asy-Syadzili
Aug 17, 2025